Jumat, 22 Januari 2021

Tugas Novel

 Stanislaus Jordi Kia (XII IPA 3)


“Cinta Sejati itu Bernama Keikhlasan”

 

  Dunia remaja bisa dibilang dunia yang penuh warna, dan salah satu warna yang berharga adalah ketika mulai munculnya rasa suka terhadap lawan jenis. Inilah yang dialami oleh Celo, seorang remaja yang duduk di bangku kelas 12 SMA , yang mulai mengangumi lawan jenisnya. Namun uniknya, dia menyukai wanita yang lebih tua dari dia, ya, seorang remaja yang berada di semester 4 perkuliahan. Diana namanya.

  Diana adalah seorang yang begitu anggun parasnya, wajar jika Celo dengan mudahnya mengagumi dia. Diana juga adalah seorang atlet. Wow, seorang yang cantik dan dia adalah atlet juga, bisa dibilang Diana ini adalah idaman kaum adam.

   Semua berawal ketikan Celo mulai terjun ke cabang olahraga yang sama dengan Diana, jadi bisa dibilang, Diana adalah senior dari si Celo.

    “Sungguh indah ciptaan Mu Tuhan!” Ungkap Celo saat pertama kali melihat Diana di tempat latihan.

Dari sinilah mulai timbul rasa suka dalam diri Celo. Namun dia merasa tidak percaya diri. Ya, dengan tampang seadanya ini, apakah dia bisa mendapatkan Diana seorang seniornya yang jelita?

   “Apakah aku akan nekat???” Ungkap Celo dalam hati

   “Dia sangat cantik, dan aku??” Ungkap Celo dalam hati sambil tersenyum kecil

  Disaat wakti latihan, Celo sering sekali melihat ke arah Diana, dan beberapa kali Diana menatap balik si dia. Perlakuan kecil yang membuat Celo gemetar.

   “Ini bolanya” Kata Celo sambil memberi bola kepada Diana

   “Thanks yaaaa...” Balas Diana sambil tersenyum kepada Celo

   “OMG!!!!” Ungkap Celo dalam hati seakan tidak percaya melihat senyum dari Diana tadi

***

   Seiring berjalannya waktu, Celo mulai berani untuk mendekati Diana, bermula saat Celo mengirim pesan lewat instagram kepada Diana. Ya, Celo melakukan pdkt yang biasa dilakukan seorang cowok pada umumnya. Sehingga pada akhirnya...

    “Dian, ayo besok kita jalan berdua” Kata Celo dalam pesannya

    “Boleh Cel” Balas Diana

Rasa senang pun menghampiri Celo, namun rasa gugup pun tidak mau kalah untuk mendatangi Celo, ya, besok dia akan memiliki waktu berdua dengan seorang yang dia anggap spesial dalam hidupnya. Semalaman dia memikirkan apa saja yang harus dia lakukan besok saat bersama Diana, tentu penting bagi dia untuk menjaga “image”.

   Tiba saat dimana dia menjemput Diana

   “Akhirnyaaa” Kata Celo denga rasa masih tidak percaya saat di motornya

   “Aku harussss bisaaaaa” Ungkapan semangat dari Celo untuk diri sendiri agar mengurangi rasa gugupnya

Setelah menjemput Diana, mereka berdua pun langsung menuju tempat makan. Semua berjalan aman-aman saja, hingga dijalan pulang....

   “ Dian, apakah aku punya kesempatan untuk membuat mu lebih nyaman lagi???” Tanya Celo

   “Tentu Cel, namun semua itu kamu harus lalui dengan kesabaran, menghadapi aku tidaklah mudah” Balas Diana

Memang, Diana adalah seorang yang cuek namun perhatian, dia juga tipe orang yang suka berubah-ubah suasana hatinya, jadi butuh kesabaran penuh dari Celo untuk menghadapi dia.

   Sejak kejadian malam itu, hubungan mereka makin harmonis, Celo sudah mulai sedikit demi sedikit mendapatkan perhatian dari Diana.

***

   Namun, masalah mulai muncul, Celo mulai kesulitan mengikuti alur yang dibuat oleh Diana. Wajar saja, Diana yang sudah lebih dewasa dari Celo, ingin sekali Celo juga dewasa. Namun karena lingkup pergaulan Celo, ia tidak bisa dewasa secepat yang Diana inginkan. Inilah yang ditakutkan Celo sejak awal mendekati Diana, dia sudah menebak ini bakal terjadi. Namun Celo tidak semudah itu untuk menyerah, dia terus berusaha membuat Diana nyaman dengan hubungan ini. Memang Celo masih masih berhasil buat Diana betah, namun hingga akhirnya...

“ Cel, kita gak bisa lanjutin ini semua.” Ungkap Diana.
          “ Haaa????” Sahut Celo yang kaget mendengar itu.

“ Aku tau Diana, aku belum bisa jadi seperti yang kamu mau, namun aku udah berusaha dengan maksimal, aku tulus ngelakuin ini semua!!” Kata Celo dengan nada yang bergetar.

“ Tapi aku gak bisa Cel, aku berat buat lanjutin ini semua.” Ungkap Diana

Akhirnya, hubungan mereka menjadi renggang, tidak seharmonis dulu lagi. Sifat cuek Diana makin menjadi terhadap Celo

   Celo tentu saja tidak bisa menerima semua ini. Keputusasaan menyelimuti hari-harinya. Rasa ceria sudah tidak akrab lagi dengan dia. Kegelisahan terjadi ketika ia membayangkan Diana bersama cowok selain dia. Rasa cintanya yang sangat tulus membuat dia sulit melupakan Diana.

   Akhirnya dengan berat hati, dengan segala keikhlasan, Celo mencoba siap menerima apa yang terjadi. Berat baginya, namun kebahagian Diana lebih penting, dan itu terjadi jika Celo harus siap melepasnya.

     “Bahagia Diana itu lebih penting, percuma saja jika aku mencintai dia namun   tidak memprioritaskan kebahagiaannya, meskipun itu menyakitkan buat aku” Ungkap Celo dalam hati dengan penuh keikhlasan.

   Celo selalu berusaha menjalani harinya dengan baik meskipun dihantui dengan rasa kecewa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Novel

 Stanislaus Jordi Kia (XII IPA 3) “Cinta Sejati itu Bernama Keikhlasan”     Dunia remaja bisa dibilang dunia yang penuh warna, dan salah...